Aku bukan ingin bertanya
Mengapa dirimu masih jua di sana
Mungkin menyelimut bersama sepi
Atau menari bersama mimpi
Yang entah…
Tentang kata,
Kurasa ia masih membersamai para pecintanya
Tentang rasa,
Kurasa ia masih ada di antara serak puing asa
Tentang rindu dan cinta,
Kurasa kita harus samasama kembali pada makna-Nya
Maka biarlah tinta semu
Dari penghujung penamu
Yang mungkin hampir patah menuliskan rindu
Menjadi saksi bisu
Setidaknya aku, masih bisa memeluk bayangmu
Jadi, apa yang sungguh kau resahkan, Sayang?
Bila itu sunyi,
aku sudah berkencan dengannya sekian lama Bila itu harap,
bukankah kita masih bisa menanti senja?
Melayangkan doadoa,
berharap terpaut di sayap malaikat
Maka aku bukan ingin bertanya
Mengapa dirimu masih jua di sana
Sebab tak perlu sebab
Tak perlu sembab
Karena kita masih bisa berbagi air mata cahaya
Bukan begitu, Sayang?
: Rifzashani Azzahra
Bukankah memang sudah terkata, cinta
Meski hati dan bibir terucap lain
Tapi, mereka sejatinya bermuara pada kesetiaan
Meski dingin selalu meregang kesabaran
Tidakkah engkau tau,cinta
Tinta dan pena sepertinya bicara
Beralih menjadi mata dari setiap hasta rasa
Tidakkah engkau tau,cinta
Mungkin sepi dan sunyi yang kumiliki
Hanya terucap dalam peti mati
Layaknya raga yang terbujur mati
Seperti itu mungkin setetes tintaku kini
mulai pergi
Tak tau kapan bermula dan bermuara
tapi, sepertinya aku tau,cinta
Tak perlu aku memeluk ia terlalu lama
tintaku memang hanya milik-Nya
Seperti musim ini,
dimana segala airmata adalah genangan yang berbicara
Setiap malam,
Ketika tak ada lagi suara yang mengecap kelam
Bukankah memang sudah terkata, cinta
Meski hati dan bibir terucap lain
Tapi, mereka sejatinya bermuara pada kesetiaan
Meski dingin selalu meregang kesabaran
Tidakkah engkau tau,cinta
Tinta dan pena sepertinya bicara
Beralih menjadi mata dari setiap hasta rasa
Tidakkah engkau tau,cinta
Mungkin sepi dan sunyi yang kumiliki
Hanya terucap dalam peti mati
Layaknya raga yang terbujur mati
Seperti itu mungkin setetes tintaku kini
mulai pergi
Tak tau kapan bermula dan bermuara
tapi, sepertinya aku tau,cinta
Tak perlu aku memeluk ia terlalu lama
tintaku memang hanya milik-Nya
Seperti musim ini,
dimana segala airmata adalah genangan yang berbicara
Setiap malam,
Ketika tak ada lagi suara yang mengecap kelam