Senin, 16 Maret 2015

Yang bersenyawa dg HUJAN

#episode 1

Antara aku, kau dan hujan
Hujan itu entah kpn akan kutemui lg di matamu. Ah tidak, aku tdk pnh bertemu hujan di matamu, aku selalu menemukannya di hatimu. Hatimu yg gerimis melepas rasa semu. Hatimu yg tiba2 jd badai saat langkah kita enggan menyatu. Kini hujan itu bersarang di dadaku. Menuliskan genangan2 kenangan kau dan aku. Mengukir rintik2 rindu, membisikkan pilu yg entah.

Membasahi tanya tentang berapa waktu yg kita habiskan untuk bisa lupa masing2 nama. Berapa malam yg kita bunuh utk sekedar sempat menyapa.


Antara kau, aku, dan hujan. Kau adalah rindu yg sesaat menjelma harap. Dan aku seumpama pelangi yg selalu sembunyi dari mimpi. Kau dan aku sama2 pernah mengundang hujan turun cepat. Tenggelam pd genangan penuh kenangan sesaat.

Tak ada yg tersisa selain rindu. Tak ada yg pantas diucap selain doa. Tak ada yg layak dilupa selain hujan yg menjelma rasa...

Cinta.
-khalifa rafa azzahra-
10 Maret 2015
14.32

#episode 2

Hujan dan Harapan

Hujan tetap menjadi pengantar setia
dari beribu suara yang mengetuk telinga
Hujan tetap menjadi teman setia 
pengganti irama malam_Kadang memeluk kelam
Menjadikan genangannya sebuah harmoni rasa
Hujan di ujung malam
Tergenang mengarungi jeram
Dan kulawat satu per satu purnama yang terlewat pada setiap gelap
Entah, sajakku kehilangan nyawa
baru saja malaikat mengambilnya lewat deras hujan yang memotong nadi rintik harapan
Aku masih saja mengais lewat pekat malam
hmm, mungkin banjir lebih mampu mewakili dzikir-dzikir kecil yang putus di persimpangan
tak seperti hujan kali ini yang deras mengairi denyut sepi pada impian
Ah, hujan di ujung malam
Biar saja jadi harapan yang tak lekas padam
-khalifa rafa azzahra-
30 April 2011
22.21

#episode 3

Apakah yang keluar dari mata indahmu?

Hujankah itu? yang diam-diam membanjiri hatimu
Hujankah itu? yang lamat-lamat memenjarakan suaramu

Mungkin kau benar, terlampau sunyi kau mendekam sepi. Sementara hujan membuat sekitarmu menjadi begitu ramai.

Tak perlu merasa sesak, seolah-olah segala rasa menjadi retak. Kau hanya perlu berusaha sekali lagi. Untuk mengusir sepi. Kau hanya harus berdoa lebih kuat lagi. Untuk membunuh jenuh.

Hujankah itu? yang diam-diam kulihat dari mata indahmu
Aku rasa benar. Sesaat kau seperti bersenyawa dengan hujan
Terlihat menenangkan

-khalifa rafa azzahra-
16 Maret 2015
15.06