Kamis, 21 Juli 2011

TANDA BACA (BAGIAN KESEMBILAN)

"STRIP"   -

Hey, kau tau strip tidak? Baiklah katakanlah ia sebuah tanda hubung...."-"

kadang ingin sekali aku memperpanjang tanda hubung itu. Lalu aku menjadikannya sebuah coretan, coretan dari katakataku yang kurang tepat. Taruhlah hari ini berlangsung begitu cepat. Tanpa kita sadari, kita telah mengisinya dengan beberapa keluhan...

Sadar atau tidak sadar. Memang benar manusia itu tempatnya mengeluh. Innal insana khuliqa halu'a (kalau salah mohon dikoreksi ya). Tapi alangkah lebih benar, jika keluhan itu kita isi dengan syukur. Hamdalah, atas segala lelah yang tercipta indah. Tidak mudah kawan, untuk mencipta sebuah kelelahan yang indah. Karena dengan lelah kita, ternyata akan berakhir dengan senyuman bahagia.

Tidakkah pernah engkau berfikir, keluhan demi keluhan akan menjadikan harimu tampak suram? Karena itu meski lelah, tetaplah tersenyum. Karena kau telah lalui hari dengan amalanamalan yang menghidupkan. Bukankah apapun yang kita lakukan dalam setiap hari hanya mengharapkan ridhoNYA?lantas mengapa juga kita masih menyibukkan diri dengan mengeluh jika tersenyum ternyata dapat mengurangi peluh?

Kembali ke tanda hubung...
Untuk menghindari keluhan kau pun perlu sebuah pijakan. Dan pijakan itu ialah tanda hubung. Sebuah tanda yang menghubungkan akal, pikiran, dan hati serta ruhmu untuk selalu berpikir positif. Menghadapi hari dengan semangat afirmatif.

Sesungguhnya kita semua sudah tau, tapi banyak dari kita yang purapura belum tau. Bagaimana menghubungkan sesuatu supaya tujuan dan harapan berada dalam ketawazunan. Tetap dalam koridor kesuksesan tentu saja.

Jika saja keluhan itu tanpa sadar tercipta, cukup coret ia dengan memperpanjang tanda hubung itu. Lalu perbaiki ia dengan selalu bersyukur dan ikhlas.

Adakah yang perlu kau bubuhkan tanda hubung hari ini?jika ada, mari kita samasama bubuhkan pada kata "semangat-semangat"


-Khalifa rafa azzahra-

TANDA BACA (BAGIAN KEDELAPAN)

"TITIK DUA"

"Ada katakata yang hanya bisa dirasa, tak harus tinta menuliskannya, ataupun suara menjelaskan maknanya.
Ada banyak cerita yang takkan habis begitu gerimis tinta terlepas dari setiap mata pena.
Ada juga airmata yang tumpah, bahkan lebih banyak bermuara daripada hujan yang hanya numpang nampang berkeluh kesah, sekedar bertanya mengapa dari sekian harapan tak ada kesempatan tuk lukiskan perasaan.
Adalah Ia, CINTA.
Yang membuatnya mengucap nyata : maukah kau menikah denganku?"

Titik dua adalah sebuah definisi atau penjabaran dari pernyataan yang terucap. Sekedar mengklasifikasi pernyataan atau kalimat, atau mungkin membuat katakata semakin meluas, meraup begitu banyak katakata hikmat.

Bila saja titik dua itu terlihat jelas di depan mata kita. Tentunya tak perlu ada tanda tanya, ataupun titik yang menyudahi beribu kata menanti jawab atau mengakhiri kalimat.

Hanya ingin mempertegas tandatanda sebelumnya. Seyogyanya akan ada titik dua yang menjadi pelengkap dari definisi pernyataan. Atau jika mungkin tanpa tanda kita sudah saling faham, tak perlu kiranya ada titik dua untuk meyakinkannya. Cukup diam, dan meyakinkan diri akan pilihan hati.

Sudahkan kau mendefinisikannya dengan titik dua?


-Khalifa rafa azzahra-
06.50
190711

Rabu, 13 Juli 2011

Tanda Baca (Bagian Ketujuh)

"KURUNG BUKA KURUNG TUTUP"

(  )
Di dalam hidup ini ada hal-hal yang harus kita buka, tentunya juga ada hal-hal yang kita harus tutupi. Termasuk sebuah privasi. Adalah suatu hal yang tak boleh sembarangan kita umbar. Tentang aib seseorang maupun tentang rahasia kawan.

Jika setiap masalah itu mudah didefinisikan, maka tidak akan perlu kepuasan ketika memecahkannya. Bukankah setiap kesulitan yang dapat kita selesaikan walaupun dengan kelelahan itu mengundang kepuasan? dan tentu saja kepuasan itu hakikatnya hanya untuk kita. takkan ada orang lain yang melihatnya. Karena sejatinya hanya diri kita yang dapat melihat dan menilai seberapa bahagia kita, seberapa puaskah kita, seberapa berartinya kah kita. Di mata orang lain tentu saja.

Kepuasan, kebahagiaan, dan hakikat dari kehidupan yang tak bisa langsung dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dirasakan oleh lidah, maupun diraba oleh kulit sebenarnya adalah hal yang MAMPU kita rasakan. Dengan HATI.

Kurung buka dan kurung tutup ini-pun hanya kita yang mampu mendefinisikannya. Untuk siapakah sebenarnya kepuasan, kebahagiaan, dan segala kesuksesan yang sudah kita raih. Nantinya, perlihatkan kurung buka dan kurung tutup ini untuk orang-orang terkasih kita. Yang selalu mendoakan kita, dan tentu saja seseorang yang selalu menunggu kita di titik akhir kesuksesan dengan senyuman.


_Khalifa Rafa Azzahra_

Tanda Baca (Bagian Keenam)

"SPASI"

Ada sesuatu hal yang tak bisa kita lihat. tapi mampu kita rasakan. karena ia membuat jarak. kadang dapat menjadi semakin dekat. kadang juga semakin jauh. ia hanya bisa kita rasakan. seperti sebuah kepercayaan. dan kepercayaan itu ternyata tak bisa hanya dikatakan. ia hanya bisa kita lakukan. kita jalankan. seperti kita menaruh kepercayaan kepada orang lain. layaknya spasi. 

Jika semua hal yang indah itu mampu kita lihat, alangkah tidak menyenangkan hidup ini. ada hal-hal yang merupakanb keindahan, tapi hanya mampu kita rasakan. tak akan dapat kita lihat dengan mata terbuka. hanya dengan mata yang tertutup. lalu kita rasakan...betapa nikmatnya kebahagiaan itu. betapa indahnya kepercayaan itu. kepercayaan yang membuat jarak semakin dekat. kepercayaan yang merupakan tingkatan tertinggi dalam sebuah "hubungan". apapun itu bentuknya.

dan sekarang, mungkin yang engkau rasakan adalah kekosongan. tak terlihat. tapi begitu menjaga. tapi begitu terasa. seperti spasi.

spasi ini adalah kepercayaan yang tak pernah terucap, tak pernah sekalipun menatap. tapi kita sama-sama tau, bahwa kepercayaan itu ada di antara ribuan jarak. di antara jejak-jejak. 


dan bisakah spasi ini selalu ada? karena ia-lah yang sebenarnya mengurai makna. Jika tak ada spasi, bagaimana bisa kuartikan beribu makna? bagaimana bisa rindu itu bermuara. maka cukuplah tandai ribuan suara dengan spasi-spasi cinta...


_Khalifa Rafa Azzahra_

Selasa, 12 Juli 2011

Tanda Baca (Bagian Kelima)

"TITIK"

Inginku tuntaskan titik
Dari setiap petualanganku menjajah setiap tanda tanya sampai lelah
Tanda seru hingga tersedu
mengubah koma memeluk jeda,sampai katapun tak ada yg menarik.

Mengapa?

Aku bukan malaikat
Aku tak punya sayap.
Aku hanya terpikat
Pada setiap cahaya yang hinggap.
Semoga ia tak henti tuk mendekat...

Sebuah titik kini ada di depanku. Sebentar lagi, setelah aku menuliskan beberapa kalimat yang menjadi pemanis petualanganku akan sebuah rimba maya. ya, Sebuih titik kini tersenyum padaku. Di depanku kini sudah ada beribu makna yang menginginkan kehadiranku. Entah, ini adalah titik terakhir, atau malah ini adalah awal untuk menuliskan lagi paragraf yang baru.

Sebuah titik pantasnya kita berikan pada sebuah lembar yang memang harus selesai cerita. karena memang sudah sampai segala kata menepi, lalu berakhir di setiap muara. Aku yakin, kau, aku, dia, mereka, kita pastinya punya lembar demi lembar halaman yang sudah terlampau banyak kita bubuhi titik. sekedar penegas bahwa itu adalah takdir. atau memang karena kita sudah mencapai titik nadir. Kau lebih tau kawan...

Sebuah titik, ada di pelupuk mata. menunggu sebuah jawaban atas ribuan tanda-tanda yang telah aku rasa. sebuah titik kini ada di panku. mungkin satu bulan, dua bulan, tiga bulan, atau satu tahun, aku tak tau bagaimana harus menebus setiap kata-kataku yang hilang arah, pongah, angkuh, sendu, hingga menyakitimu. semoga titik bisa menjadi akhir dan awal untuk batas akhir kenangan dan awal sebuah kebahagiaan.

Jika Al-Maidah ayat 3 adalah ayat terakhir yang ALLAH turunkan untuk kita. aku tak tau akhir dari setiap kataku akan berujung dimana. hey, mungkinkah di hatimu?

sebuah titik di hadapanmu. teruskanlah ia.....


-Khalifa Rafa Azzahra-

Tanda Baca (Bagian Keempat)

"TANDA PETIK"

Diakui atau tidak dalam hidup ini pasti ada sesuatu hal yang harus kita tandai dengan tanda petik. sebagai suatu hal yang benar-benar berarti. ataupun bisa juga sebagai suatu kenangan terindah yang tidak  bisa kita lupakan. atau bahkan mungkin sebaliknya, suatu hal yang menyakitkan, yang akan terus membekas dalam ingatan. apapun itu, syukuri saja. adalah sebuah anugerah bukan ketika memori kita masih bisa mengingat suatu hikayat atau riwayat
bahkan aku juga memberikan tanda petik pada episode hidup yang memang berbeda. mau tau? ini dia

kita sepasang halaman tak bernama
tak pernah saling menyapa
tak pernah menyempatkan membaca
terus berusaha mengukir jeda

kita sepasang halaman di buku yang sama
halaman tiga dan sembilan, saling merapat, lalu menjauh, merobek halaman yang membatasi mata kita saling pandang, hingga sama-sama rapuh

kita tak pernah tau, bahwa lembar demi lembar halaman yang tertera pada setiap buku kita
menorehkan luka..........

ini juga salah satunya

Dan malam tak berujung ini selalu menjadi pelarianku atas siang yang melucuti sepi. Mungkin kau bertanya, Bagaimana mungkin aku punya mata? Hati-ku pun sudah mati rasa. Kau lihat! Genangan air mata di blok-blok samping rumahku pun tak mampu menggerakkan hatiku tuk menolongnya.
Lantas, kau membisu. Beserta dugaanmu sendiri tentangku.

Lorong ini sunyi,bukan? Berjalanlah, temukan alamatmu sendiri! Serumu
Aku tak peduli. Sungguh...walau kau tinggalkan aku pada ruang kedap suara yang tak mungkin ijinkanku jelaskan semua.
Ini apa? Tanyamu
Sudah cukup bukti, kau tak punya peduli!! Kenapa tak kau buang saja gelang kakimu itu, yang selalu menghentikanmu melangkah barang setapak!

Apa? Kenapa aku harus melepaskan gelang kakiku? Dia tau tempat yang aman bagiku. Dan aku suka, mengerti kau!
Sudah cukup terderai air mata
Sudah cukup pula tergerus setiap asa
Pada dudukan yang lanyau
Semesta membaringkan suara-suara sengau
Menyadap hatif yang tak henti bercerabih
Merantai fiktif dari bibir seloroh lirih
Sudah cukup jiwa-jiwa yang tertolak
Menyentuh hati setapak
Kerindangan tak dapat tertebak
Kobaran amarah tak dapat terlacak
Kini sampailah pada senja jingga
Tempat sandiwara menggayung maya

tidak semua peristiwa harus kita bubuhi tanda petik. sesekali saja. karena itulah sisi yang paling menarik dalam hidup. aku punya beberapa yang aku bubuhi tanda petik. Bagaimana denganmu?

_Khalifa Rafa Azzahra_

Tanda Baca (Bagian Ketiga)

"TANDA TANYA"

Teman, aku tersesat. Bolehkah aku bertanya? tapi pada siapa? ke arah mana aku harus melangkah? adakah jawaban yang dipersiapkan untukku?

Siapapun pasti pernah terbersit sebuah pertanyaan jika kita ingin mengetahui sesuatu. pun, ketika kita tertarik dengan sesuatu dan hendak mengetahui sebenarnya apa yang membuat ketertarikan itu menyiratkan sebuah tanda tanya. Suatu kepastian sepertinya semua orang pernah bertanya. entah dalam hati maupun pernah tersampaikan atau diutarakan langsung. dan sebuah pertanyaan itu pula memerlukan sebuah jawaban. akan tetapi, jangan pernah mengharapkan sebuah jawaban jika engkau tidak pernah terlintas pertanyaan. aneh bukan? terdapat seseorang yang mengharap jawaban tetapi dirinya tidak pernah bertanya sedikitpun.

tanda tanya dan jawaban adalah sebuah pasangan yang serasi dalam kodratnya sebagai tanda abstrak dalam kehidupan. seperti sebuah hubungan sebab akibat. maka akan ada aksi dan reaksi. masih tak mengerti? bertanyalah...

katakanlah kita sedang tersesat dalam suatu perjalanan yang maha panjang. tidak punya teman, tidak tau arah, dan hampir tak ada harapan bagi kita untuk melanjutkan kehidupan. tapi, wala taiasu min rouhillah. dan janganlah kamu berputus asa dari Rahmat Allah. Bertanyalah kepada Tuhanmu, yang Maha Mengetahui akan segala sesuatu. dan aku yakin, Dia akan memberikan jawaban yang terindah untukmu. Suatu saat nanti. Yang entah. kapan.

Jika kau masih saja tidak tau, atau mungkin ragu, maka tidak perlu segan untuk bertanya. Jika engkau bertanya, akan kusediakan jawaban sebanyak apa yang engkau tanya.

Kuberikan engkau sebuah tanda tanya semoga dapat menjadi petunjuk bagimu untuk mengetahui apa yang engkau ingin ketahui.



_Khalifa Rafa Azzahra_

Tanda Baca (Bagian Kedua)

"KOMA"
baiklah, berhenti sebentar saja. mungkin engkau kelelahan selalu berada pada jalan kebenaran. tapi menurutku berada pada jalan kebenaran tidak pernah ada lelahnya. yang lelah adalah ketika kita tidak mampu untuk istiqomah. karena surga itu memang tidak mudah. butuh perjuangan. butuh pula keyakinan untuk meraihnya.

Aku mengenalmu sebagai pribadi yang ceria. bahkan mungkin tidak bisa aku katakan kalau aku tidak kagum denganmu. dengan perjuanganmu. dengan keyakinanmu. dengan segala kelelahanmu. tapi ikhwahfillah, ketahuilah, bahwa fitrahnya kita semua memang ingin untuk selalu mencoba kesalahan. karena itu nikmati saja. toh dalam hidup selalu ada dua sisi. hidup mati, ada tiada, sukses dan gagal. dan alangkah baiknya ketika kita bisa merasakan dua sisi itu. termasuk juga bahagia dan sedih. ada juga perhatian dan ketidakpedulian. tenang saja, sikapi semua itu dengan lapang dada. karena aku yakin setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.

pribadi yang baik adalah pribadi yang bisa mengevaluasi diri, kumohon berhentilah sejenak ketika engkau memang lelah untuk terus berjalan. tapi, berhenti dan mengevaluasi dirilah. jangan lantas berhenti dan melakukan kesalahan. bukankah dalam hidup kita memang butuh sebuah koma?

aku benar-benar merindukan saat-saat dimana jilbabmu menjuntai. menutup dada. saat dimana pandanganmu terjaga. dan tindakanmu benar-benar tertata. tapi, memang istiqomah itu tidak mudah. tapi, aku yakin, semua orang bisa menggapainya. tinggal engkau mau untuk meraihnya atau tidak.

aku juga benar-benar merindukan saat ide-ide kita terhimpun, untuk membuat sebuah rencana dakwah yang akan kita realisasikan. tapi, entahlah, sepertinya militansi hanya sebuah kata yang mencair, tak bisa membeku di setiap hati. apa memang sangat sulit berkomitmen menjadi muslim sejati?

kukirimkan sebuah koma untukmu, harapanku, setelah kau berhenti. kau bisa terus melangkah dan berlari bersamaku.

_Khalifa Rafa Azzahra_

Tanda Baca (Bagian Pertama)

"TANDA SERU"

ku katakan padamu dengan bahasa yang paling sederhana. kadang seseorang mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak baik. tapi sedikit orang yang MAU untuk menjalankan apa yang terbaik baginya dengan cara yang baik pula. karenanya, sederhana juga, yang baik itu belum tentu benar. dan yang tidak baik itu belum tentu salah. tapi, yang salah adalah seseorang yang mengetahui mana yang baik dan mana yang salah, tapi tetap saja tidak mengetahui bagaimana harus bersikap. benar-benar MUNAFIK...!!!!!!!!

entah, apa aku harus marah atau aku harus diam saja. ya sudahlah...namanya juga manusia. dan manusia akan selalu dihadapkan pada pilihan. namun, apapun pilihan yang disajikan, pilihlah yang membuatmu semakin taat pada Rabbmu. pilihlah hal yang membuatmu menuju kebaikan.

sesungguhnya manusia itu jauh dari kata sempurna, dan penuh dengan kekhilafan. tapi manusia yang beruntung adalah manusia yang selalu berusaha untuk lebih baik dari sebelumnya. dan manusia yang merugi adalah manusia yang tetap berkubang pada kesalahan yang sama. diulang-ulang. dan tetap saja melakukan pembenaran atas apa yang dilakukan.

kutitipkan tanda seru ini untukmu. semoga kau bisa mengambilnya dan menjadikannya sebagai sebuah pembelajaran.


_Khalifa Rafa Azzahra_

Kamis, 07 Juli 2011

Catatan Tinta Sahabat (Ketika Kata-Kata itu Terucap)



Seperti mentari mencintai siang, seperti itu pula bulan mencintai malam. Namun ada kalanya sang bulan tak bisa menemani malam dan harus diwakilkan oleh bintang. Aku tak pernah berpikir aku akan menjadi bagian dari siang, ataupun malam. Karena keduanya bagiku sama saja. Membutuhkan sebuah pelengkap, yang membuat warna hari bermakna. Seperti itu juga aku menjalani semuanya.

Akan kuceritakan sedikit tentang dia. Seseorang yang telah menjadi mentari pada setiap siangku dan bulan pada malam-malamku.

Apakah kau tau berapa lembar buku yang menuliskan beribu kisahku? Mungkin akan dapat menyaingi cinta fitri yang sudah beratus-ratus episode. Kisahku hingga saat ini belum berhenti. Dan aku tak pernah mengharapkan kisah ini terhenti sebelum aku bisa menuliskan sebuah akhir yang indah sebagai endingnya.


Keraguan selalu membersamai perjalananku dengannya. Dan pertemuan-pertemuan yang kurangkai dengannya semakin membuat jarak. Yang entah. Membuat jejak rindu atau malah jengah. Bahkan sempat aku ingin mengakhiri kisahku dengannya. Aku terlampau lelah dengan hubungan yang tak berujung. Sekedar pengisi kekosongan antara masing-masing pihak yang tak bisa merampungkan rasa. Jujur aku bingung, beberapa temanku menyarankan agar aku mengakhiri semua ini. Mungkin mereka sangat menyayangiku, hingga tak menginginkan aku terluka. Tapi dari awal aku tahu, bahwa cinta memang penuh dengan cerita. Mempelajari cinta berarti aku lebih mengenal airmata. Dan mempelajari cinta berarti aku juga siap terluka. Itulah konsekuensi dari semuanya, hingga akhirnya di waktu yang tak pernah kusadari sebelumnya, dia benar-benar mengeluarkan sebuah kata yang bagiku_kata itulah yang diharapkan oleh seorang wanita dalam sebuah hubungan. Sebuah kata yang mampu meluluhlantakkan hatiku. Sebuah kata yang mampu membuat suaraku bergetar, tertahan, tergoncang, lantas aku pun terdiam. Sungguh, entah datang kekuatan dari mana hingga dia bisa mengatakan “maukah kamu menikah denganku?”

Dan bagi orang yang biasa sepertiku, menjalani hubungan seperti orang kebanyakan adalah hal yang wajar. Aku butuh memahami seorang yang nantinya akan menjadi ayah bagi anak-anakku. Dan aku membutuhkan sepersekian waktu dengannya, belajar mengerti dirinya. Sebelumnya entah sudah keberapa kali aku dan dia bertengkar karena salah paham, karena tak sejalan, dan karena tak bisa saling memahamkan. Bagi wanita yang masih butuh banyak belajar tentang perasaan dan kepercayaan sepertiku, akan membutuhkan waktu yang cukup lama pula untuk mempercayainya. Jujur dari awal aku tak bisa sedikitpun mempercayainya. Karena dia adalah orang yang gampang dekat dengan siapapun, termasuk cewek. Dan hal itulah yang membuat aku waspada. Aku harus selalu terjaga.
Sampai-sampai aku tersadar aku harus terus belajar dari setiap masalahku dengannya. Yang aku kagumi dari dia adalah sikapnya yang dewasa, dan mampu menjagaku, mampu mengertiku, lebih tepatnya dia selalu tahu apa yang ada dalam hatiku.

Mungkin benar yang dikatakan salah satu penyair dalam sajaknya

sekalipun cinta telah kuuraikan dan kujelaskan panjang lebar. namun jika cinta kudatangi. aku jadi malu pada keteranganku sendiri. meskipun lidahku telah mampu menguraikan. namun tanpa lidah cinta ternyata lebih terang. sementara pena begitu tergesa-gesa menuliskannya. kata-kata pecah berkeping-keping begitu sampai kepada cinta. Dalam menguraikan cinta. akal terbaring tak berdaya. bagaikan keledai terbaring dalam lumpur. cinta sendirilah yang menerangkan cinta dan terciptalah...

aku sama sekali tak tahu bagaimana mengungkapkan sebuah perasaan, bahkan aku terkesan menjadi seorang yang santai. Tapi, aku sadari, bahwa segala sesuatu harus dipertanggungjawabkan. Termasuk mengakui perasaan.
Kalau boleh aku mengutip sebuah puisi dari salah satu sahabat. Inilah puisinya. Puisi yang mewakili isi hatiku ketika dia mengetuk pintuku.

Untuk sebuah hati yang tak bisa kujanjikan apa-apa
Malu jika harus bertemu dengannya dalam kondisi seperti ini
Kondisi yang masih belum banyak berilmu
Yang mungkin masih banyak mengecewakan dan jauh dari harapan
Malu akan jauhnya angan dan kenyataan untuknya

Aku terlalu malu bahkan untuk banyak berharap akan dia yang entah dimana
Semoga saja bukan kekecewaan yang akan menggelayuti hari-harinya ketika ia telah memilih aku
Sebagai seorang pelengkap tulang rusuknya sehingga kembali menjadi sempurna dan bisa beraktivitas lebih optimal lagi
Semoga saja bukan tundukan pandangan karena fisikku tidak sesuai dengan bayangannya
Sungguh, terlalu menyiksa bahkan hanya untuk mengandai-andaikannya

Bagaimana jika nanti wajahnya tiba-tiba berkerut
Saat diajak aku berdiskusi tentang hal yang benar-benar belum aku mengerti
Hal yang benar-benar tidak terlintas satu idepun untuk menjadi komentarku atas pernyataanmu
Atau mungkin ketika tanpa sadar wajahnya tidak lagi sumringah seperti saat pertama ia memilihku menjadi pendampingnya

Ahh......aku terlalu malu takut untuk itu
Terlalu malu dan takut untuk menjabarkan kemungkinan-kemungkinan yang membuat aku tidak sampai hitungan lima jari dari seratus angka calon istri idamanya

Untuk sebuah hati disana
Semoga kau tau bahwa aku tidak bisa memberimu banyak
Tidak bisa  menjamin sesuatu yang berlebih atau bahkan seperti Khadijah atau Aisyah sang calon istri dambaan kaum Adam
Aku ingin kamu menjadi pembimbingku
Bersama menjadikan rumah kita menjadi sedekat mungkin dengan kehangatan rumah tangga Rasululloh....
Untuk engkau yang pernah melintaskan sesosok calon yang sangat biasa seperti aku atau tidak
Kuharap senyum yang bisa aku jaminkan senantiasa menemani hari-hari kita menjadi hal berarti bagi kita
Semoga ketidaktahuanku menjadikan kita satu simpul tali yang semakin erat dan menguatkan
Semoga segala hal yang tidak bisa aku janjikan tetap membuatmu menjadikan pilihan terbaikmu...

Sampai ketemu
Hingga saat kita mengalaminya bersama
Kelak saat Alloh memberikan tanda tangan peresmiannya.
(mawaddah)

Dan kini, saat dia akan menjadi belahan jiwaku, kutetapkan langkah, semoga dengan menggenapkan ½ dien ini dapat menjadi pelita disaatku gulita, dapat menjadi penerang disaatku remang, dan lebih tepatnya dapat menjadi penenang disaatku bimbang.
Semoga…
Mohon doanya semuanya

Salam
LK



_Khalifa Rafa Azzahra_

Jumat, 01 Juli 2011

Catatan Tinta Sahabat "Ketika Engkau Diam"

_First_

Sekedar lantunan mungkin...
Atau buih2 pesan kelabu?

Hanya tulisan, ketikan yang kerap menyapaku dalam malam gelap...
Menemani d setiap sepi...
Membawaku dalam indahny impi palsu...

Terciptalah cerita tentang dia dan aku... Tentang apapun tentangny dan tentangku...

Kan ku simpan dalam kalbu...
Kan ku biarkan menari mengiringi alur cerita itu tercipta...
Kan ku biarkan bernyanyi sejalan alunan nada tentangnya mengalun...

Tentangny dan tentang aku...
Awal cerita yang aku pun tak tahu ujungnya... Dan tentu akhirnya...



_Second_
Merasakan...
Walau hanya sebatas ringkuh palsu...
Aku melihat,
namun terbatas pada bayangan semu...
Aku mendengar, walau hanya bisikan2 sesaat...

Dan akhirny,
aku mencoba mendekat...
Melihat,
Mendengar,
Merasakan...
Dan,
Menyapa...

Alhasil NIHIL,
Tak ada seruan... balasan darinya...
Hanya diam,
membeku,
dan diam,
diam,
dan terus diam,,,

Apakah ini mimpi?
Impikah yang aku rasakan?

Mencoba dan terus mencoba...
Mengartikan sesuatu hal yang aku pun tak tahu arti apa...
Hanya sebatas sketsa,

Ya, mungkin hanya sketsa semata...
Yang tak terselesaikan...

Sketsa nya terus tergambar dalam lembar2 hari2 ini...

Terkadang terg0res, dan menimbulkan luka., perih., dan...
Apalah itu...

Terkadang, tercipta indah, menyejukkan hati...

Itulah dirimu...
Pencipta sketsa maya dalam diri ini,


_Third_
Padahal...
Q ingin menyampaikan peluhku pada nya..
Suatu cerita tentang kehidupan..
Tentang diri ini..

Namun aku rasa, raganya menjauh..
Jasadnya menyingkir..
Apapun tak kurasa dekat.. Semakin jauh..
Dan menghilang..

Tak tahu entah kenapa..
Hanya sketsanya yang terus berjalan..
Mungkin sedikit jeda..
Aku pun bingung akan nya..

Dirimu-Diriku..
T0k0h dalam skenari0 tak terfilmkan..
Sebentar main.. Iklan.. Dan bersambung..
Tentu dalam epis0de tak berujung..

Terkadang mendekat..
Walau memang tak ku rasa hadirnya..
Dan..
Secepatnya menjauh.. Tiba-tiba..

Mengartikan kalimat hidupnya.. Aku pun tak mengerti..
Mencoba memahami walau akhirnya perih..

Apapun tentangnya..
Mungkin memang hanya sebuah sketsa..
Yang terus mewarnai jalan hidup, sampai akhir itu datang..


By : Fitria Izza Tazkiah


NB: ternyata adekku romantis jugaaaa...hahhahahaaa:))