Sabtu, 10 Oktober 2020

Oktober 2020

 Hai blogku..Assalamu'alaikum. Lama sekali tidak menjejakkan kaki di sini ya. 2 tahun sudah melewati bisingnya hari-hari dan rutinitas. Kangen menulis sih ceritanya ini. Sekaligus, ada yang ingin diceritakan. Biasa, karena ketika hati begitu ramai merasa, inginnya hanya sedikit membuatnya ringan melalui kata-kata. 

Ngga peduli sih aku kalaupun ngga ada yang baca juga. yang penting nulis. Nulis sekedar untuk melampiaskan. Pernah ngga sih kamu merasa terasing? menjadi usang lalu asing tiba-tiba. Yang dulu disayang, kini tak lagi diperhatikan. Ya, pasti ada. Makanya itu, jangan pernah berharap pada manusia. Manusia adalah makhluk yang paling cepat berubah. Entah berubah ke yang lebih baik, atau sebaliknya. Menurut pandangan kita sebenarnya. 

Oktober kali ini, aku merasa asing dengan diriku sendiri. Kemarin ulang tahunku lho, tapi aku ngga merasa ini perlu dispesialkan. Tidak ada yang spesial dalam setiap tanggal ulang tahun. Semuanya seharusnya sarana kita untuk merenung. Sudah jadi apa kita sampai sekarang. 

Hai, kamu. Aku janji ngga akan ngrepotin kamu lagi. Aku janji akan berdiri pada kakiku sendiri. Aku janji ngga bakalan minta tolong lagi sama kamu. Apalagi sampai mengharapkan hal yang ketika itu aku ngga bisa lakuin. Aku akan berusaha untuk tetap melakukannya walaupun itu sulit. Aku janji ngga akan sedikitpun mengharapkanmu. Tau ngga kenapa? karena terkadang bantuan dan segala pertolongan itu membuat kita ngga bisa bergerak bebas. Kita akan lebih mudah untuk terinjak dan tersakiti. Karena kita lemah. Karena kita ngga bisa berbuat yang lebih. Dan aku sudah cukup merasakan itu semua. 

Selemah apapun aku melewati hari. Aku akan berjanji bahwa hanya aku yang tau. Sesedih apapun yang aku rasakan, aku akan janji bahwa cuma aku, Allah, dan tulisanku yang tau. Entahlah, terkadang kita ngga bisa percaya dengan yang namanya manusia. Meski manusia itu adalah orang terdekat kita. Ingatlah bahwa di belakang kita, kita ngga pernah jadi orang yang baik di mata mereka. Selalu ada salah kita. Selalu ada yang tidak bisa mereka terima. Tentang kita. Tentang keberadaan kita. 

Apakah ikhlas itu? Apakah sabar itu? jika hanya tertulis dalam sebuah kata-kata?

Ikhlaskah kiranya jika aku selalu mengingat kebaikan yang telah aku lakukan untuk orang lain, dan berharap orang itu akan membalas dengan kebaikan yang sama? Tentu TIDAK

Sabarkah kiranya jika aku selalu saja tak pernah kuat untuk menunggu kepastian, dan memenuhi hari-hari dengan menggerutu dan memasang muka murung? tentu TIDAK.

Keikhlasan dan kesabaran itu harus diuji kan? 

dan dalam ujian kita diharapkan untuk lulus. 

Tapi aku pikir, tidak semua orang bisa lulus ujian ini. Termasuk kamu, dalam pandanganku. 

Kamu tidak ikhlas dan tidak sabar dalam bertingkah laku. Hingga mereka-reka sendiri prasangkamu tentang aku. Hingga kamu mengucap sumpah dan segala serapah yang bisa saja sumpah dan serapahmu itu kembali padamu. Bukankah kita diharuskan untuk berkata dan mengharap segala yang baik-baik saja. Apalagi jika kita sedang dalam proses meminta.

Meminta kebaikan dariNya untuk diberikan rezeki yang kali ini _ kamu cemburu padaku. Rezeki itu datang padaku, dan belum datang padamu. lantas kamu cemburu. hingga perilakumu berubah tak seperti dulu. wajarkah itu?

Bukan salahku. Dan aku tidak ada niat sedikitpun untuk membuatmu cemburu. Aku tau perasaanmu, karena itu aku tak pernah bilang-bilang dengan terang-terangan tentang kondisiku. Biar aku saja yang tau. Tapi, konflik batin ini tak pernah diam dan pergi. Selalu saja datang dan hinggap di jendela pikiranku. Mengharap akan ada secercah rasa lega dari setiap hampa yang terasa. 

Tapi sia-sia aku merasa. 

Bahkan, musim saat ini kurasa begitu lain. Begitu membuat kita asing. dan tak ada kata selain kita meminta segala "mungkin" terjadi. Mungkin besok kan reda. Mungkin besok akan berjumpa. Mungkin besok akan datang. Mungkin besok akan sayang. Mungkin besok akan biasa-biasa saja. 

Tapi ngga ada yang biasa-biasa saja. Dan semuanya harus kita jawab dengan : ga papa lah. saya sudah biasa 



_10/10/2020_