Selasa, 10 Januari 2012

Abstrak

Masih bergulat denganmu, teman setia yang mengantarkanku pada gerbang ilmu. tak tau harus dengan apa aku memahamimu. menelanjangimu satu per satu dengan sepasang mataku, kadang tidak menjadi cara yang tepat untuk mengantarkan maknamu pada serangkaian neuron di otakku. masih saja aku memberikan spasi, entah itu dengan makan coklat, minum jus alpukat, berbaring, atau terdiam, atau berpikir lebih lama apa saja yang akan terjadi setelah detik ini terlucuti dari lamunanku. lalu, kau muncul lagi, dalam barisan kalimat yang masih saja membosankan bagiku. tak adakah paragraf yang bisa kucerna dengan mudah? tidak harus membaca berulang kali untuk memahamimu.

berdua denganmu memang merupakan kesenangan tersendiri bagiku. tapi entahlah, kenapa pula aku menghindari abjad demi abjad karya kotler, ibnu rusyid, brigham and houston, dan beberapa diantaranya yang menurutku sungguh berat untuk kesehatan mataku. aku lebih suka bercinta dengan abjad demi abjad karya dee, tere liye, tasaro, a.fuadi. perselingkuhan macam apa ini? kenapa juga tak bisa aku membagi waktuku untuk kalian berdua. sebenarnya aku cinta, tapi entahlah, aku lelah membaca kalimat-kalimat yang tidak punya nilai artistik. hanya mencekoki sensor mataku dengan beberapa sejarah, fakta, dan argumen beberapa ilmuwan. aku juga ingin sekali menuliskan beberapa argumenku disana, dengan kalimat yang lebih indah tentunya. hmm..tapi kapan ya?

pukul 17.13, hujan di luar sudah berhenti menangis sejak tadi. tapi aku sama sekali belum beranjak dari paragraf ke dua puluh satu dari salah satu tugas hidupku. kalau aku bosan, bisa saja aku langsung tenggak tulisan-tulisan orang di beberapa website lalu aku tempel saja di tulisanku. tapi bukankah itu namanya pencurian terselubung (ehm,atau apa ya namanya?)

sebelum ini, aku benar-benar jengah. kau tau mengapa, kadang kita berpikir tidak untuk kita sendiri, tapi juga untuk orang lain. tapi, tidak bosankah kamu, jika terus menerus kamu harus memberikan hasil pikiranmu kepada orang lain. sesaat aku ingin jadi orang yang paling kejam sedunia. aku tidak ingin orang-orang tau hasil tulisanku. ini tulisanku, untukku sendiri, tidak untuk dipublish, ini ilmuku, untukku sendiri, tidak diperuntukkan untukmu. tapi bukankah itu sama sekali tidak berkah ke depannya?

karena itu, pertengkaran dengan egoku sendiri kadang tak terelakkan. jangan bayangkan seperti kerusuhan-kerusuhan di beberapa daerah yang sering ditampilkan di televisi (tak perlulah kusebutkan daerah mana). cukup jika pertengkaran dengan diriku sendiri terjadi, aku cukup diam..kadang menuliskannya di sebuah kertas putih tak bernyawa. membuatnya keluar untuk selamanya. lalu dengan ikhlas membuka yahoo mail, mengirimkan seluruh hasil pikiranku kepada yang membutuhkan. terdengar seperti ksatria. tapi bagiku itu hal biasa. 

ya, biasa karena itulah yang bisa kulakukan sementara ini. selain karena beberapa kumpulan neuron sensorik di otakku yang agak tidak jelas. kadang terbang, kadang jatuh. aku yakin banyak juga yang merasakan seperti yang aku rasakan. tapi memang beberapa orang selainku memilih untuk diam. terbungkam dalam keheningan yang katanya sih akan memperbaiki keadaan. kalau aku sih, akan lebih memilih untuk meneriakkannya pada tulisan-tulisan. itulah mengapa aku punya banyak sekali rumah di dunia maya ini. apartemen yang paling mewahpun punya. rumah susun pun punya. dengan perabotan dan isinya yang bermacam-macam. 

dan rumah mewahku di kompasiana yang tak pernah aku kunjungi menjadi salah satu rumah yang paling sepi. kadangkala, kemewahan itu tidak menyenangkan, apalagi dengan fasilitas yang tidak sesuai dengan diri kita. jujur saja, menulis beberapa tulisan bernyawa yang membuat orang berpikir lalu setuju atas pemikiran kita itu membutuhkan waktu yang sangat panjang bagiku. aku harus berdua saja dengan malam, dan dirinya, berkutat dengan keyboard dan lantunan musik klasik sepanjang malam. hingga jadilah beberapa karyaku dalam bungkus "makalah" "jurnal" maupun "artikel".

tapi tetap saja aku suka dengan segala sesuatu yang abstrak. dunia lain selain dunia disamping, didepan, di belakang, di atas, dan dibawah kita. dunia yang tercipta atas pemikiran kita sendiri. dunia indah di balik indahnya tulisan kita. itulah dunia imajinasi, dunia impian. yang penuh dengan beberapa capaian dengan perjalanan yang berliku. 

kepalaku mendadak pusing, kulihat kalender di depanku, hmm, tanggal 10 Januari sekarang. 2 hari lagi deadline yang harus kuselesaikan. ingin sekali setelah minggu ini bisa bersantai, berpetualang, dan menikmati hidup dengan melihat sesuatu yang menyenangkan. tapi, sekarangpun aku juga berpetualang. berpetualang dalam alam pikirku sendiri, menulis itu juga petualangan bukan, petualangan dengan abjad dan abad. 

sekarang ini tidak ada yang lebih menguras pikiranku selain kamu, buku-bukuku
kuyakinkan pula, tidak ada yang lebih menarik selain kamu, (sebenarnya ada sih, penggorengan dan bumbu masak:P), tapi sudahlah, aku hanya ingin menyenangkan hatimu, kaulah yang kubutuhkan minggu ini. berdamailah denganku dan otakku, ya?


_Khalifa Rafa Azzahra_

"Rabbi zidnii 'ilmaa"
"Puisi tentangmu itu selalu abstrak, Tak ada yang bisa kutulis kecuali abjad yang mulai retak"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar