Kamis, 21 April 2016

Open Ended Play

📚 Materi Kuliah WhatsApp Rumah Main Anak 📚

〰〰〰〰〰〰
Open Ended Play
Oleh : Virginia Tanumiharjo @busylittlebunnies

Apa sih yang dimaksud dengan Open Ended Play?

Permainan Open-Ended adalah sesuatu yang tidak mempunyai satu tujuan dan tidak terbatas pada satu objektif. Tidak ada aturan untuk diikuti, tidak ada ekspektasi, tidak ada masalah khusus yang harus dipecahkan, dan tidak ada tekanan untuk menghasilkan suatu produk akhir. Sebaliknya, Closed-Ended Play memiliki hasil yang ditentukan, jawaban yang tepat, dan pembatasan perbedaan individu. Beberapa contoh permainan Closed-Ended adalah puzzle, mewarnai gambar, do-a-dot, memory game, memasak. 

Permainan Open-Ended ini memberikan kebebasan kepada anak untuk bisa memilih apa yang mereka ingin lakukan, bagaimana mereka akan melakukannya, dan apa saja bahan yang mereka akan gunakan tanpa terbatas oleh aturan yang telah ditentukan.

Melalui permainan ini, mereka tidak takut untuk berbuat salah karena tidak ada suatu cara yang benar atau hasil akhir yang diharapkan dari permainan ini. Sedangkan untuk kita sebagai orang tua atau pendidik, banyak sekali yang kita dapat yaitu cara berpikir dan perkembangan mereka.

Pada umur berapakah anak bisa mulai diperkenalkan Permainan Open-Ended? 

Sekitar umur 1 tahun, anak mulai senang bereksperimen dengan barang-barang sekeliling mereka, seperti misalnya membongkar lemari dapur dan bermain-main dengan alat-alat dapur. Mereka ingin tahu apakah yang terjadi jika mereka mengaduk sendok sup di dalam panci kosong? Apa yang akan terjadi jika mereka memukul sendok sup ke dasar panci? Jika ada airnya apakah akan menghasilkan suara yang sama? Sendok sup bukan hanya berfungsi untuk mengambil / mengaduk makanan tetapi juga bisa untuk dijadikan alat musik dan sebagainya. Hal-hal yang terkadang buat kita tidak menarik, tetapi sangat menarik untuk mereka dan bisa membuat mereka berkonsentrasi cukup lama.

Apa manfaat permainan Open-Ended?

Dengan permainan Open-Ended, mereka diajak untuk meningkatkan daya imajinasi dan kemampuan berpikir secara simbolis dan abstrak. Hal ini membangun kreatifitas dan kecerdasan.

Sifat kreatif permainan Open Ended juga meningkatkan keterampilan kognitif, seperti memori kerja, flexibilitas kognitif dan self-regulation yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan perilaku, dan mengerahkan pengendalian diri dan disiplin.

Permainan Open-Ended bisa diterapkan dalamdramatic play. Mereka dapat mengembangkan kemampuan sosial dan emosional dengan kemungkinan-kemungkinan “Apakah yang terjadi bila..” yang memperkuat pemahaman mereka tentang dunia di sekitar mereka dan konsekuensi tindakan mereka. Sediakan box berisi baju-baju, balok, kertas, pena di dramatic play area, biarkan mereka memilih apa yang mereka ingin lakukan. Seandainya mereka memutuskan untuk menjadi dokter, apa saja yang diperlukan oleh dokter? Bagaimanakah cara dokter berpakaian? menggunakan barang-barang yang sudah disediakan.

Di saat yang sama, mereka juga belajar empati, bekerjasama, memecahkan masalah dan ketrampilan kepemimpinan melalui open-ended dramatic play.

Permainan Open-Ended juga memberikan peluang kepada mereka untuk mengikuti topik yang mereka sedang gemari. Secara otomatis hal ini akan membuat aktifitas belajar itu jadi lebih menyenangkan dan lebih mudah dimengerti.

Bagaimana cara memfasilitasi Permainan Open-Ended?

Untuk anak yang sering kali mereka diberitahu bagaimana melakukan sesuatu seharusnya, atau terbiasa dengan mainan yang sudah jadi atau teknologi. Kebanyakan anak membutuhkan waktu untuk terbiasa dengan permainan Open-Ended. Berikanlah mereka waktu, jangan diberi tekanan. 

Biarkanlah mereka untuk observasi sekeliling. Bahkan anak lain yang sedang bermain Open-Ended, dengan beriringnya waktu, mereka akan pelan-pelan bergabung. Setiap anak terlahir dengan rasa ingin tahu yang begitu besar dan imaginasi yang tidak terbatas, jadi begitu mereka mendapat stimulasi yang benar, setiap kegiatan akan mempunyai makna yang berbeda. Ide mereka akan semakin berkembang dan mereka akan menjadi semakin percaya diri.

Berikanlah mereka waktu yang banyak untuk mengeksplorasi, eksperimen, membuat dan membuat ulang. Mereka belajar banyak sekali hal baru setiap kali mereka bermain.

Apa sajakah barang-barang yang bisa digunakan untuk aktifitas Open-Ended?

Aktifitas Open Ended bisa dicapai melalui materi-materi yang sangat sederhana. Semakin kompleks dan detail jenis mainan anak, mereka cenderung akan cepat sekali bosan. Seperti contohnya memory game, saat mereka selesai mengerjakan memory game, mereka merasa sudah selesai dan tidak tahu harus bermain apa lagi.

Lego / Balok adalah salah satu contoh materi Open-Ended. Mereka bisa berimajinasi dan menbangun benda apa saja. Di foto dibawah ini, Alex membuat mesin pencabut gigi, kalung berbentuk hati, kalajengking, dan alat tembak menggunakan Zoob.

Selain itu, bahan-bahan arts / crafts seperti spidol, kertas, gunting, cat air, lem dan lain lain, juga salah satu cara yang mudah untuk memulai aktifitas Open-Ended.

Bahan-bahan alami seperti pasir, batu, kayu, rumput, bunga, daun dan lain sebagainya, sangat mudah untuk dibentuk oleh imajinasi mereka.

Di kesempatan playdate, kita juga sempat menggunakan playdoh sebagai materi open-ended.

Barang bekas seperti tutup botol, styrofoam, kayu, dan lain sebagainya juga berguna untuk menjadi materi dasar. Dengan daya imaginasi mereka dapat membangun rumah beserta jalan setapaknya, mobil, api unggun seperti gambar dibawah.

Stik kayu pun bisa dijadikan berbagai macam hal seperti pedang kesatria, gitar bintang rock, sebuah perahu di sungai, kuda koboi, dan lain-lain.

Mari ajak si kecil bermain Open-Ended yuk! Duduk bersama si kecil dan bermain bersama mereka. Biarkan imajinasi dan kreatifitas mereka mengalir. Pasti akan banyak sekali yang bisa didapat dari permainan tersebut. Selamat bermain!

Sumber: http://busylittlebunnies.com/2016/02/08/open-ended-play-date/

〰〰〰〰〰〰〰〰
Follow us :
🔺Instagram : @rumahmainanak 
🔺Fanpage Facebook : Rumah Main Anak
🔺Blog: www.rumahmainanak.com
〰〰〰〰〰〰〰

Tidak ada komentar:

Posting Komentar