Selasa, 27 Desember 2011

Catatan Tinta Sahabat "Ketika Debar menjadi Getar"

Bismillah... 

semoga Allah memberikan kekuatan kepadaku, kepadamu, kepadanya, dan kepada kita semua

Teruntuk Kekasih, (yang masih menyempatkan sepasang matanya, sekedar membaca sebuah coretan di dunia maya)

entah, sudah keberapa kalinya mataku beradu pandang denganmu. sekalipun hati menghindari, entah kenapa langkah ini selalu menuju padamu. masih kuingat, sampai pada detik ketiga kita terdiam. sama-sama tak bisa berpikir, bagaimana bisa Allah menjadikan setiap langkahku bermuara padamu. 

Untukmu, jiwa yang indah ada di hatiku
entah pada halaman keberapa aku menuliskan namamu. halaman yang selalu kubaca setiap hari beserta ayat-ayat cinta dariNya. ya, aku selalu membacamu setiap kali aku berbincang denganNya. apakah karena namamu begitu indah,sehingga dalam surahNya aku selalu menyebutkan namamu? ataukah karena Dia menunjukkan engkaulah jiwa yang terindah yang dipilihNya untukku?

entah, pada hitungan keberapa aku menengadahkan tangan, berusaha untuk menjagamu melalui doa-doa yang kusampaikan padaNya. karena aku tau, kau begitu indah untuk aku sentuh. kau menyatu dalam alamku, tapi aku sama sekali tak berani untuk menyapamu. begitu indahnya Dia mempertemukan kau dan aku, masih tak bisa kupikirkan bagaimana Dia mempertemukanku denganMu disaat aku sama sekali tidak ingin bertemu denganmu.

pertemuan pada selintas jejak, hanya sekejap mungkin. tapi entahlah, kenapa begitu lekatnya engkau di hatiku. aku tak bisa mengingkari, sulit sekali hati ini mencoba untuk terlupa. apakah salah jika aku mencoba untuk melupakan, aku tak ingin bermain dengan hati dan perasaan, karena aku lelaki. dan lelaki sejati tak akan pernah membohongi diri sendiri.

aku tak ingin sekalipun menyakiti, yang ada dalam pikirku adalah aku ingin tetap berada pada lembar dan halaman yang sama denganmu. meskipun kau dan aku, memang sangat berbeda. bukankah kita memang diciptakan dengan perbedaan-perbedaan? bagaimana jadinya jika kita bersama?

untukmu kekasih,
entah pada bait keberapa kunamai rasa yang hadir darimu, melalui sebuah puisi maupun sajak. kutulis semua yang kurasakan pada tulisan-tulisan. sungguh, aku tersiksa, dan aku ingin mengurangi semua ini dengan meluapkannya pada sebuah sketsa. ada yang bilang, kadang sahabat sejati itu adalah tulisan kita sendiri. sahabat sejati adalah semangat yanga da pada diri kita sendiri. karena ia adalah sisi positif kita. 

jujur, aku ingin hilang saat itu juga. berpikir tentangmu adalah sesuatu yang tak ingin aku lakukan tapi entah kenapa dirimu selalu saja terngiang?

diam kadang kala menjadi langkah yang tepat ketika segala katakata tak berdaya kuucapkan untukmu. entah kenapa kau berikan begitu banyak debar yang kini berubah menjadi getar rindu. ada yang perlahan mulai mekar di hatiku, dan sungguh,,Allah...berikan aku kekuatan untuk memahami makna dari semua ini

aku merasa detik berubah menjadi sangat panjang dan lama. serupa lorong kosong tanpa cahaya. kulalui semua tanpamu, dengan begitu banyak kegiatan. pikirku, mungkin dengan banyaknya kegiatan, aku dapat mengurangi perhatianku untukmu. tapi, sungguh, di sela-sela aku berjalan, ketika berhentipun Dia mempertemukanku denganmu. 

Duhai Rabbku, penggenggam setiap jiwa. sebenarnya apa maksud dari semua ini?

teruntuk kekasih, 
entah harus bagaimana aku mengungkapkan semua, sedang lisanku sungguh tak berdaya. ada kata yang tertahan, tak sempat aku mengucapkan. 

inginku memahami semua ini, mulai menjaga hati. dan kini Dia mulai menumbuhkan rasa untuk mendamba. ya, aku mendamba dirimu. menjadi bagian dari hidupku, selamanya. 

aku tergugu dalam sujud panjangku di sepertiga malamku. berharap, suatu saat nanti Dia kan berikan jalan untuk sedikitnya bertemu denganmu, mengucapkan kata barang sejenak, lalu mulai menyampaikan niatku untuk menjadikannya halal bagiku.

dan kini, di saat Dia mempertemukanku denganmu dalam mimpi. inginku menjadikanmu sebagai anganku. harapku menjadikanmu sebagai tulang rusukku. 

sungguh, kekasih, ingin kujadikan dirimu halal untukku, melalui sebuah coretan ini, kusampaikan debar-debar hati yang kini selalu menjadi getar rindu di setiap hariku. 

aku merindumu, dan ingin mencintaimu selalu, karenaNya..ya, karena Dia memberikan cintaNya yang tertuju untukmu.



_Khalifa Rafa Azzahra_
NB: sebuah coretan cerita sahabat


...ketahuilah bahwa rindu itu seirama dengan kalbu. ia akan membersamai pecinta sejati, dimana dzikir dijadikannya sebagai arah alir dimana disanalah kan tercipta muara yang sama, muara dimana kita samasama mendamba nama yang sama...

1 komentar: