Rabu, 02 November 2011

Kepada yang menamai rasa

Cintakah   namanya, bila jarak selalu saja merampas tubuhmu dari dekapanku? bisakah kau kusebut kekasih, saat sekat ruang di antara kita begitu tebalnya, sehingga jiwamu hanya bisa kusentuh dengan email, SMS, dan telepon?

Rindukah namanya, bila wajah yang kusimpan rapi di rung hati hanya rekaman ingatanku pada hasil tangkapan web cam, camdig, atau scanning, sentuhan sentuhan dingin teknologi?

Kita bahkan tak pernah sempat beradu pandang, apalagi berjabat tangan. tempat kita berdiri selalu saja berjauhan

Atau ketika kini, setelah waktu berlalu, dan akupun tak tahu di belahan bumi yang mana kau persisnya berada, sudahkah kita disebut pengkhianat janji?

Tapi sudahlah, seperti dulu kau kusayangi dengan cara yang berada di luar logika, hingga malam ini pun kau selalu kukenang dengan rasa yang tak bisa kuberi nama

izinkan ingatan tentangmu kubawa kemanapun aku pergi
Biarkan aku mengenangmu dengan sekulum senyum, walau kini aku berbagi tangis dan tawa dengan orang yang berbeda

kau akan tetap menjadi bagian  indah dalam hidupku
menjadi cerita tersendiri yang hanya aku dan DIA saja yang mengetahui


Rindu
Segenggam kenangan atasmu
Menari-nari di sepanjang kalbu
Merangkai sekian puisi
Menjadi abjad 
Menuliskan ribuan riwayat
Antara aku, engkau, kita
Cerita yang sampai saat ini belum tamat


Cinta
Kadang harus kuselami maknamu dalam sunyi
Dalam setiap ziarah detak detik nadi
Bukankah sama, ketika sunyi itu ada, maka denyut kita tiada
Ketika suara itu ada, maka denyut kita seirama
Itulah cinta
Saat dimana aku dan engkau menjadi kita







Benci
Ia adalah sepi
Sunyi
Sendiri
Aku benci




Takut
Adalah saat malam membungkam seluruh pernyataan
Kalut
Menyisakan sebongkah pertanyaan
Hanyut
Meredakan setiap takut dan kalut
Menjadi tiada


Getir 
Menanti sapa mengalir
Kadang dalam dzikir semuanya hadir
Dzikir cinta dan rindu
Pada sebuah nama yang menamai rasa di kalbu



_Khalifa Rafa Azzahra_
Ruang Rindu, SKA, 0630, 02112011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar