Senin, 13 Juni 2011

Catatan Tinta Sahabat "Ketika Ruhku Menangis"

Sepertinya engkau harus membaca basmalah terlebih dahulu sebelum membaca catatan ini...
bismillahirrohmaanirrohiim...Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Assalamualaikum Wr. Wb.

“Dengan nama Alloh bagi diriku, hartaku dan agamaku. Ya Alloh, jadikanlah aku ridha atas keputusanMU dan berilah aku berkah pada apa saja yang telah ditetapkan untukku. Sehingga aku tidak menginginkan disegerakan apa yang telah Engkau tunda dan tidak menginginkan penundaan apa yang telah Engkau segerakan (HR. Ibnu Suni)”
keluh dan resah mengalir dalam doa-doa, hasrat dan rindu, serta cemasku belum terlunasi.......

apa kabarmu duhai jiwa yang pernah indah di hatiku ?! semoga Alloh selalu melindungimu beserta keluarga tercinta. Hasratku yang tak bisa ditawar, mengantarkan kerinduanku padamu.... tapi rasanya mengingat ingat kenangan terlalu membuahkan sakit yang tak bisa ditawar.


Pesona fisik, jiwa, akal, dan ruh diperlukan untuk menciptakan daya tarik dan daya rekat yang permanen bila kita ingin membangun sebuah hubungan jangka panjang. Tapi andai saja seperti berlian, tidak semua orang mengenalnya dengan baik. Maka mereka tidak menghargainya. Atau mungkin mereka mengenalnya, tapi terasa terlalu jauh untuk dijangkau, seperti mimpi memetik bintang atau mimpi memeluk gunung. Atau mungkin ia mengenalnya, tapi terasa mewah untuk sebuah kelas sosial, atau kurang serasi untuk sebuah suasana atau bahkan ketika kamu memiliki semua pesona fisik, jiwa akal dan ruh, cintamu mungkin saja bukan tertolak dan kamu terluka dibawah hukum keserasaan dan keserasian, lebih dari itu, kamu juga tidak bebas dari problematika kehidupan cinta dan asmara seperti yang dialami orang-orang biasa.

Dalam terminologi batin kehidupan, sebenarnya kita semua hanya orang-orang biasa, memiliki rasa orang-orang biasa, dan menghadapi persoalan cinta yang juga dialami orang-orang biasa. Bahkan ketika sang kekasih setara dengan kamu pada pesona fisik, jiwa akal dan ruhnya, itu juga bukan sebuah sertifikat bebas perkara kehidupan, yang dapat engkau tempel pada dinding kesadaranmu. Tidak.......!!!

Semua usaha untuk menjelaskan pemaknaan kerja cinta melalui konsep dengan cara bagaimanapun, tetap akan lebih mudah dimasukkan ke dalam akal ketimbang membuatnya diterima perasaan. Bagi semua perempuan, yang mengalami penolakan inilah perjuangan maha berat di alam perasaan.

Orang romantis seperti aku, sungguh sangat rapuh ketika menghadapi sebuah tantangan cinta, meskipun tahu cinta sejati hanya milikNYA.  Ku ungkapkan  dengan segenap jiwa dan perasaan, meskipun kelu dan beranggapan karena cinta punya nyali. “ aku mencintaimu dan rinduku belum berusai” cukuplah lega dengan pengungkapan kata walaupun tidak terpadunya fisik. Aku menghargai  anugrah perasaan ini, walau kita tak kan pernah menyatu.

Maka, Perlulah aku dan engkau simak lagi sebuah kisah hikmah dalam judul          

kasihinilah para pecinta

Sepasang aktivis itu datang dengan mata berbinar. Binar cinta yang bersemi di mushala kampus dan dibangku kuliah, dan diarak-arakan jalanan demontrasi untuk reformasi. Ditengah badai politik itu cinta mereka bersemi.
Tapi cinta gadis keturunan Arab dengan pemuda Jawa itu kandas. Kasih mereka tak sampai kepelaminan. restu  orang tua sang gadis tak berkenan meneruskan riwayat asmara putih mereka. Tragis.....tragis sekali. Karena dihati siapapun cinta yang suci dan tulus seperti itu singgah, kita seharusnya mengasihi pemilik hati itu. Sebab perasaan yang luhur begitu adalah gejolak kemanusiaan yang direstui di sisi Alloh. Sebab karena itulah Rasululloh SAW lantas bersabda “ tidak ada yang lebih baik bagi  mereka yang sudah saling jatuh cinta kecuali pernikahan”

Islam memang begitu, sebab ia agama kemanusiaan, sebab itu pula nilai-nilainya selalu ramah dan apresiatif terhadap semua gejolak jiwa manusia. Dan sebab cinta adalah perasaan kemanusiaan yang paling luhur, mengertilah kita mengapa ia mendapat ruang sangat luas dalam tata nilai Islam.

Itu karena Islam memahami betapa dahsyatnya goncangan jiwa yang dirasakan orang-orang yang sedang jatuh cinta. Tak  ada tidur, tak ada lelah, tak ada takut, tak ada jarak......pun tak ada aral. Yang ada hanya hasrat, hanya tekad, hanya rindu, hanya puisi, hanya kerinduan, hanya puisi, hanya keindahan.

Puisi adalah busur yang mengirimkan panah-panah asmara kejantung hati sang kekasih. rembulan adalah utusan hati yang membawa pesan kerinduan yang tak pernah lelah melawan waktu.
Dua  jiwa yang sudah terpaut cinta akan tampak menyatu bagaikan api dengan panahnya, salju dengan dinginnya, laut dengan pantainya, rembulan dengan cahaya.

Mungkin berlebihan atau mungkin memang begitu, tapi siapapun yang melantunkan bait ini agaknya ia memang mewakili perasaan banyak arjuna yang sedang jatuh cinta. Bisakah kita membayangkan betapa sakitnya sepasang jiwa yang dipautkan cinta lantas dipisah tradisi atau apa saja? Tragedi Zaenudien dan Hayati dalam tenggelamnya kapal Vanderwijk, atau Qais dengan Laila dalam Liala Majnun, terlalu miris, sakit...sakit sekali. Karena di alam jiwa seharusnya itu tidak mustahil. Tragedi cinta  selamanya merupakan tragedi kemanusiaan. Sebab itu memisahkan pasangan suami istri yang saling mencintai adalah misi terbesar syaitan. Sebab itu menjodohkan sapasang kekasih yang saling mencintai adalah tradisi kenabian.

Suatu saat khalifah Al Mahdi singgah beristirahat dalam perjalanan Haji ke Makkah. Tiba-tiba seorang pemuda berteriak “aku sedang jatuh cinta” maka Al Mahdipun memanggilnya “apa salahmu?” “aku mencintai puteri pamanku dan ingin menikahinya. Tapi ia menolak karena Ibuku bukan keturunan Arab, sebab itu aib dalam tradisi kami”.

Al Mahdipun memanggil pamannya dan berkata padanya “ kamu lihat putera-puteri Bani Abbasiyah? Ibu-ibu mereka juga banyak yang bukan Arab. Lantas apa salah mereka? Sekarang nikahkanlah lelaki ini dengan puterimu dan terimalah 20 dirham ini, 10 ribu untuk aib dan 10 ribu untuk mahar”

Keterwakilan cinta yang sempat tertolak. cukuplah satu kalimat dariku, "pessimism can reduce the level of your attractiveness."


Salam,
SM


NB : Based On True Story


_Khalifa Rafa Azzahra_


catatan di atas diambil dari kisah nyata sahabat. semoga dapat dijadikan sebuah pelajaran bahwa keterlibatan ALLAH di setiap masalah kita akan semakin memudahkan kita untuk memahami suatu masalah. Belajar dari apapun...(bukan cerita saya lho yaa...^___^)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar