Jumat, 03 Juni 2011

Setetes Tinta Semangat (Bagian Keempat)

pernahkah kau merasa bahwa ternyata ada sebuah penengah di antara kedua sisi kehidupan. di antara benci dan cinta. di antara suka dan duka. di antara sehat dan sakit. di antara itu ternyata ada sebuah proses. aku namakan demikian. itu menurutku, kalau menurutmu itu lain, terserah saja.

dan ternyata memang di antara ada dan tiada pun terdapat sebuah proses. proses yang menjadikan tiada menjadi ada. lalu proses juga yang menjadikan ada menjadi tiada. dan sekarang kita berada di tengah-tengah proses itu. sadarkah kita?

bahkan di antara bumi dan langitpun aku menemukan adanya penengah di antara mereka. sebuah proses yang berusaha mendekatkan mereka dari jarak yang begitu jauh. dan sebuah proses pula yang menjauhkan mereka. kau tau apa itu? ia adalah gerimis. rintik hujan yang membasahi bumi adalah sebuah proses kehidupan yang berjalan. sebuah proses dari langit supaya dapat menyapa bumi. sebuah proses pula dari bumi yang memberikan uapnya kepada awan. menjadikannya mendung lalu mendatangkan hujan. hujan itu adalah isyarat. isyarat bahwa tak selamanya kita menyapa hujan. tak selamanya ia ada dalam kehidupan kita. karena kadang, ternyata kita harus merasakan kedinginan karena hujan jika ingin merasakan nikmatnya kehangatan. karena kadang, kita harus basah dahulu karena hujan sebelum kita dapat melihat indahnya pelangi.



















seperti dua sisi bukan, hidup itu? jika memang sebuah proses itu adalah datangnya hujan, bersabarlah. sesungguhnya bersabar itu lebih baik daripada engkau terus menerus mengeluh menyalahkan keadaan. dan jika sebuah proses itu adalah hangatnya sinar mentari yang menyinari bumi. bersyukurlah. kadang ALLAH memberikan kita posisi yang nyaman agar kita bisa belajar untuk memaknai kenyamanan itu. untuk terus belajar dari posisi orang lain yang mungkin di bawah kita. bersyukurlah, karena Ia masih memberikan kesempatan padamu untuk merasakan nikmatnya sinar mentari. merasakan kehangatan itu. tapi tetaplah bersiap. karena pastilah ALLAH memberikan kita sebuah ujian. ya, pastinya untuk mengukur seberapa besar keimanan kita. seberapa tangguhkah kita mengahdapi ujian. apakah kita memang sudah beriman sebelum ALLAH menyatakan kita lulus ujian dan naik kelas dengan peringkat tsumma Taqwa? dalam surat Adz-dzariyat sudah jelas bukan...hhmmm...kalau tidak salah ayat 2. kalau salah ya, dibenarkan sajalah...aku hanya mengingat-ingat saja..

dan pastinya sebuah proses dari ada dan tiada adalah sebuah kehilangan. kehilangan ini tidak hanya bermakna kita sudah tidak bisa mendapatkan apa yang kita miliki. bisa saja Ia menunda apa yang kita inginkan. karena Ia ternyata lebih tau apa yang kita butuhkan. memang sakit ketika kita merasakan kecewa, tapi janganlah lantas membernarkan keadaan yang terjadi pada kita dengan pembenaran atas keadaan yang memang salah. introspeksi atas ebuah proses itu akan memberikan hasil yang lebih baik daripada bersifat masa bodoh dan menghindar atas apa yang sudah kita lakukan. bukankah setiap orang akan dimintai pertanggunggjawabannya? yaa...kalau tidak sekarang pastinya nanti di akhirat kan?

proses pulalah yang mendekatkan kita lagi kepada bulan yang penuh dengan kerahmatan. sudah siapkah kita? sudah menyiapkan dirikah kita? dan aku yakin, aku juga belum sepenuhnya siap akan kedatangannya...

marhaban Ya Ramadhan...

kini rajab telah tiba, sebentar lagi Ramadhan..bulan yang penuh berkah melingkupi harihari kita.

semoga ALLAH masih memberikan kita kesempatan untuk menjadi yang lebih baik lagi. dari hari ke hari.


"Kekasihku, takkan kubiarkan Engkau cemburu lagi pada ramai yang membuatku lalai. pada gelak tawa yang menjadikan hatiku hampa...Temukan aku dalam bulan yang penuh dengan cahaya. yang dengannya aku bisa berjalan sepenuhnya. dan kan kusiapkan amalan-amalan terbaikku, untuknya."

"Allahumma baariklanaa fii rajab wa sya'ban wa ballighna ramadhan"


_Khalifa Rafa Azzahra_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar