Kamis, 11 Juni 2015

#30HariMenulis H11 - Sholatlah sebelum kamu disholati

Tema hari ini adalah tentang kisah perjalanan hidup seseorang sampai dia meninggal. 

Okelah..cerita ini memang tidak nyata, tapi saya yakin kisah ini banyak terjadi dalam kehidupan kita.


#30HariMenulis H11 Sholatlah sebelum kamu disholati
Namaku  Realrich Kusuma. Kehidupanku sangat mengesankan. Banyak orang bilang, keluagaku sangat kaya. Bahkan, kekayaannya tidak akan habis jika aku hambur-hamburkan. Rumah seluas 1 hektar di sebuah kota metropolitan aku punya. Bahkan villa mewah di puncak, Bogor juga aku punya. 
Mobilku Lamborghini keluaran terbaru. Warnanya hijau. Aku sangat bahagia. Sungguh sangat bahagia. Aku dapat pergi kemana saja yang aku sukai. Aku kerja sebagai direktur di perusahaan papaku. Papaku mempunyai bisnis property yang sering diiklankan di tivi-tivi. Tau sendirilah bagaimana sepak terjang bisnis property. 
Sering juga aku membantu papaku merebut lahan dari seorang petani yang bertele-tele menurutku. Tentu saja aku yang menang. Beruntunglah aku punya wajah yang sangat tampan, dan sesuai dengan namaku, aku benar-benar kaya. Banyak gadis-gadis yang kepincut denganku. Termasuk anak gadis petani yang lahannya ingin kubeli. Akhirnya aku menggunakan 'senjataku' untuk dapat memenangkan duel antara papaku dengan petani itu. Maklumlah, papaku tidak akan sebegitunya menyerah jika sudah punya keinginan. 
Akhirnya aku menikah dengan gadis itu. Gadis biasa yang sangat lugu. Tapi dia sangat menurut kepadaku, tidak pernah membantah sedikitpun. Sebenarnya aku sungguh sangat tidak mencintainya. Tapi aku harus menikahinya untuk keberlangsungan bisnis papaku. 
Namanya Siti Fatimah. Aku memanggilnya Siti. Dia selalu menyiapkan kebutuhanku ke kantor. Keluargaku masa bodoh dengan pernikahan kami. Bahkan papaku bilang sendiri kepadaku kalau aku bosan dengannya aku bisa menceraikannya sewaktu-waktu. Tapi aku kasihan pada keluarganya. Keluarganya sangat mengelu-elukanku. Paling tidak aku harus bertahan beberapa tahun dengannya. 
Siti selalu membangunkanku untuk sholat subuh. Apa itu sholat? Dari kecil aku tidak pernah sholat. Aku tidak pernah bangun ketika Siti membangunkanku. Aku selalu membentaknya ketika dia membangunkan tidur lelapku. Tapi dia sepertinya tidak pernah menyerah. Sampai suatu hari Siti hamil dan melahirkan anak laki-laki yang sangat tampan sepertiku.
Dika, anakku. Dika Pratama. Dia anak yang sangat baik. Dan sepertinya hobinya Siti untuk mengingatkanku sholat beralih padanya. Dika selalu mengajakku untuk menjadi imamnya dan aku selalu tidak bisa menurutinya. Aku tidak bisa sholat. Sampai suatu ketika aku kena serangan jantung karena bisnis propertyku terguncang.
Aku menyalahkan takdir, kenapa Tuhan begitu kejamnya kepadaku. Mengambil semua yang telah dia berikan untukku. Siti dan Dika selalu menemaniku di rumah sakit. Saat inipun aku ada di rumah sakit. Entahlah apa yang harus kulakukan. Mereka hanya menyuruhku untuk sholat. Tapi aku tidak bisa. Hatiku begitu mengeras, sungguh sangat membatu karena harta-harta yang begitu erat memelukku dari aku lahir...


Aku menghapus air mataku. Aku harus tegar membaca buku harian suamiku. Kini, aku dan Dika hanya bisa pasrah. Buku harian yang belum selesai ditulis oleh suamiku. Kini dia telah pergi. Dan ajakanku untuk sholat bahkan tak pernah digubrisnya. Kini aku dan Dika mencholati jenazahnya. Untuk yang terakhir kali.

Dan di sore hari di suatu pemakaman umum di depan nisan bertuliskan REALRICH KUSUMA, aku menangis. Aku menangis karena tidak bisa mengajakmu, suamiku. Untuk berjamaah denganku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar