Jumat, 26 Juni 2015

#30HariMenulis H26 - Keputusan Terbesarku

#30HariMenulis H26 - Keputusan Terbesarku

1. G e t   M a r r i e d
Keputusan terbesarku adalah memutuskan untuk melepas statusku sebagai anak gadis. Ya, menikah adalah keputusan terbesar dalam hidupku yang hampir mengubah 180 derajat keadaan jiwa dan hidupku. Kamu tau kenapa? Karena pernikahanku kutempuh tanpa proses pacaran atau mengenal lebih lama dengan pasangan.

Aku hanya tau dari biodatanya dan fotonya yang dia kirimkan kepadaku beberapa tahun yang lalu. Aku menyerahkan semuanya kepada Allah. Berharap semuanya akan diberikan keberkahan, berharap semoga pernikahanku benar-benar jalan menuju Ridhonya. Berharap dapat menyempurnakan agama.

Dan memang perjalanan itu sangatlah panjang. Dari proses tidak begitu mengenal, ke proses mengenal, sampai ke proses mengetahui bahwa ternyata kita merupakan pribadi yang sangat bertolak belakang, merupakan hal yang tak bisa aku lupakan sama sekali dalam hidupku.

Hidup ini memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada sesuatu hal yang harus kita pikirkan, ada hal pula yang perlu kita pertimbangkan. Di awal pernikahan, tentu saja terdapat batu kecil sandungan. Pasti goyah jiwa ini, tapi meyakini bahwasanya ujian tidak lepas dari izin Allah adalah salah satu kekuatan bahwa aku akan bisa melewati ini semua. Allah tidak akan memberikan aku ujian yang aku tidak bisa melewatinya. Saat itu aku yakin, aku bisa melewatinya dengan sabar dan kuat. Semua keluargapun mendukungku. And Finally I could through it.

Waktu memang akan mengajarkan kita tentang pelajaran yang berharga. Tentang kehidupan yang memang tidak sempurna, tapi Dia menciptakan kita begitu sempurna. Kita dilengkapi dengan akal, pikiran, jiwa, dan hati. Potensi yang ada pada diri kita itulah yang harus kita manfaatkan.

Setelah waktu berjalan, akhirnya, aku benar-benar faham. Bahwa menikah berarti menerima. Menerima seutuhnya pasangan kita. Tanpa menuntut sama sekali. Tanpa ingin mengubahnya sesuai keinginan kita. Aku belajar mencintai, mencintai tanpa henti dari hari ke hari. Keputusan yang berat namun sekarang terasa begitu ringan. Aku mulai menikmati peranku sebagai seorang istri. Sebagai seorang istri. Walau memang masih perlu banyak belajar untuk lebih baik lagi.

Menikah mengajarkanku arti hidup yang sangat luas. Sangat luasnya sampai aku tidak cukup waktu untuk mendefinisikan perasaan dari hari ke hari. Dari hari awal pernikahan, pertengahan pernikahan, dan akhir pernikahan. Aku merasa Allah begitu menyayangiku, mengirimkan dia sebagai pasangan hidupku. Ya, kita saling melengkapi. Benar-benar melengkapi.

Aku mulai merasakan perhatiannya, pijatannya yang lembut di telapak kakiku. 'sapaan pagi hari' sebelum berangkat kantor yang tak pernah absen mampir di bibirku. Ah, hidup ini terlampau indah untuk kita sia-siakan.

Yang jelas, keputusan apapun yang ada dalam hidupmu, yakinlah bahwa ketika keputusan itu sangat sulit, maka Allah akan membantuMu untuk meringankannya. Membuat engkau bisa melewatinya dengan mudah. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk terus berjuang dan berusaha lebih baik lagi dari hari ke hari.

Aamiin.

2. G e t   a   J o b
Aku termasuk orang yang sangat idealis dan keras kepala. Tetapi sifatku itu begitu luntur ketika aku bingung mencari pekerjaan yang cocok untukku. Aku menjadi orang yang tidak mudah mendapatkan pekerjaan karena aku pilih-pilih kerja. 3 tahun aku menunggu pekerjaan yang cocok untukku, sampai aku harus meneruskan kuliah S2 untuk lebih bisa mengupgrade diriku. Ternyata, pekerjaan yang aku geluti hingga saat ini adalah pekerjaan yang sangat tidak sesuai dengan cita-citaku. Aku tetap realistis, meski aku tidak akan meninggalkan keidealisanku. Aku tidak akan menyerah mengejar cita-citaku.

Suatu saat nanti aku akan mengajukan resign dari perusahaan yang sekarang aku tempati. Aku tidak akan menyerah pada keadaan yang menginjak-injak harga diriku. Kau tau kenapa? Aku merasa tidak dihargai berada disini. Ini bukan tempat terbaik dan tempat yang berkah buatku. Aku harus tetap berjuang untuk mendapatkan yang terbaik. Aku percaya suatu saat nanti aku akan bisa melewati masa kritisku disini. Masa tidak dianggap. Masa dicampakkan dan diasingkan. Masa tidak pernah diperhatikan. Ah, aku tidak begitu mengambil hati bekerja disini. Aku hanya berusaha memberikan yang terbaik dari apa yang bisa kulakukan. Dan ketika semua itu dinilai buruk oleh perusahaan, aku hanya bisa menerimanya. Memangnya kau bisa mengubah apa yang orang lain nilai terhadapmu? Biarkan saja dia menilaimu sesuka hatinya. Dia tidak benar-benar mengetahui betapa berharganya kamu. Lantas, ketika kamu sudah tidak ada, mereka akan merasakan bahwa tanpamu, tim kerjamu tidak akan bisa berjalan dengan sempurna.

Dalam suatu pekerjaan, tidak ada pekerjaan yang lebih penting dari pekerjaan yang lain. Semua pekerjaan itu penting, semua posisi itu penting, dan ketika melihat atasanmu itu pilih kasih, ah..itu tidak penting. forget it!!!

Tidak peduli seberapa kecewanya kamu terhadap kondisi kerja, tetaplah berusaha yang terbaik. Tanpa berusaha meminta penilaian baik dari perusahaan. Allah tau, kau sudah berusaha yang terbaik. Biar Allah saja yang menilai hal yang sebenarnya kau lakukan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar