Sabtu, 20 Juni 2015

#30HariMenulis H20 - Sketsa Lirih Langit

Jika kau ingin belajar bagaimana harus bersifat lapang ketika ujian datang,belajarlah pada langit...

Dan ini adalah beberapa sketsa lirih dari alam untuk langit--


"dear,langit..menghiasimu walau hanya sementara waktu cukup meyakinkanku. Bahwa engkau kan selalu jadi yang terindah dengan atau tanpa adanya aku"(sketsa lirih pelangi pada langit)

"hai langit,taukah kamu, aku selalu memperhatikanmu. Walau tidak sepenuh waktu. Aku memperhatikan dan menjagamu dengan cahayaku. Kelak, kau kan tau seberapa besar peduliku padamu. Lantas,takkan kubiarkan kau terhampar dengan warna kesedihan. Kan kupancarkan selalu cahaya kebahagiaan. Percayalah, baik siang maupun malam."(sketsa lirih mentari pada langit)

"salam,langit..membersamaimu di antara biru semakin menyadarkanku bahwa kesabaran akan mengiringi kelapangan. Seperti biru dan putih, yang bersatu dalam lirih adalah bukti bahwa kau dan aku adalah selaras, sewarna, dan seirama."(sketsa lirih awan pada langit)

"menyentuh luasnya duniamu adalah kebutuhan naluriku. Membuatmu bergerak dan menari indah bersamaku adalah petak demi petak mimpi pencapaian rinduku. Jarak takkan bisa menghalangi doa dari semilirku untukmu. Dan waktu akan membuat kita sepenuhnya bercumbu menciptakan lazuardi indah sepanjang kalbu."(sketsa lirih angin pada langit)

-khalifa rafa azzahra-
"dan musim kemarau itu ada di bibirmu,bumi. Kutau, engkau menanti hujan dari sepasang mata langit"




"Satu persatu hatif bertemu dengan angin. Mencipta cerita menjadi sebuah ingin. Aku terkesima, lalu dengan barisan ketiga langit melukis asa dari sisa sketsa fiktif menjadi sesuatu yang nyata. Jika engkau memiliki 'ingin', bariskan ia,, seperti awan yang merapikan ingin pada angan." (sketsa lirih awan untuk langit)

"Tidak semudah pena yang menuliskan kata. Tidak pula semudah suara yang menjadikan kata. Walau terkadang sejenak, tapi itulah jejak yang selamanya tetap ada. Di hati yang tenang dan merindukan warna."(sketsa lirih pelangi untuk langit)

"Yang tertulis bukan semata mesti terlukis. Yang tersimpanpun bukan pula hanya kenangan. Adalah harapan, yang menjadikan senja selalu dinanti dengan ronanya yang menaungi hati. Seperti pula candamu. Candamu adalah penutup duka, kunci dari segala sepi yang redup oleh senja. Maka, biarlah ia menjadi sebuah harmoni antara kita."(sketsa lirih senja untuk langit)


-Khalifa Rafa Azzahra-
"dan hati ini bagaikan langit, maka izinkan aku rakit dengan sejuta harapan. Semoga tetap ada celah untuk saling memaafkan. Kembali ke fitri..."

Taqabbalallahu minna waminkum. Shiyamana washiyamakum. selamat idul fitri 1432 H. mohon maaf lahir dan batin
020911
20.42


Sketsa Lirih untuk Langit (Bagian Ketiga)"Berkali-kali aku melihatmu. Titik-titik rindu di kalbu. Membentang di angkasa. Menulis asa. (Sketsa lirih bintang untuk langit)"Manusia terlampau angkuh berjalan di atas bumi. Menjejak tanah yang retak setiap saat tapi amarah selalu dijunjung tinggi. Pantaskah melangit, sementara dari tanahlah kita ada, ke tanahlah pula kita tiada. (Sketsa lirih bumi untuk langit)"Apa arti dari sebuah penghargaan, langit? aku merasa tidak ada artinya sama sekali di hatimu. Aku jarang bersanding denganmu. Akupun jarang terlihat. Aku jarang kau dengar. Aku jarang kau panggil. Aku merasa terasing nun jauh disana. Aku yang pelan-pelan terasing dalam sudut hati yang paling genting. Pelan-pelanpun kau akan terlupa. Entah sengaja atau tidak. Kenangan yang tak bisa kita tebak. (Sketsa lirih angin untuk langit)"Haruskah aku menyerah. Atas semua lelah yang kini mulai menghinggapi hatiku? haruskah aku selalu menunduk dan tak bisa sedikitpun mendongakkan kepalaku menatap ke arahmu, langit. Kini kau tak teraih, dan aku tak ubahnya seperti buih. terombang-ambing di lautan sejarah yang usang. Membuang ingin pelan-pelan, jauh dari harapan, terlampau sulit menerima kenyataan. Kenyataan bahwasanya aku hanyalah gurat-gurat ketidakpastian antara hujan, cerah, ataupun mendung. Aku adalah cuaca yang seribu kali berusaha membaca bagaimana peristiwa dapat mengubah rasa. Tentang asa dan cita-cita. (sketsa lirih cuaca untuk langit)
-Khalifa Rafa Azzahra-Surabaya, 14.56"Jika kau mulai bertanya mengapa semuanya harus terjadi, yakinlah ada "1000 karena" yang membuatmu percaya itu harus terjadi"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar