Rabu, 17 Juni 2015

#30HariMenulis H17 - Perempuanku

#30hariMenulis H17 - Perempuanku

Aku menghisap batang itu dalam-dalam. Menghempaskannya jauh menembus ingatan 10 tahun lalu. Saat-saat dimana aku masih bisa terbebas dari tuhan 9 cm ini. Saat-saat dimana aku masih bisa melihat senyumnya dan tidak terjatuh di lubang yang paling dalam seperti ini.

Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi
Aku tenggelam dalam lautan luka dalam
Aku tersesat dan tak tau arah jalan pulang
Aku tanpaMu 
butiran debu

Musik itu terdengar begitu kencang menabuh kesadaranku. Jauh. Lamat-lamat mendobrak pertahanan kesabaranku selama bertahun-tahun. Ternyata aku belum cukup mengetahui apa dan bagaimana yang harus dilakukan.

Kenangan ini membawaku pada nama Dewi. Sosok yang begitu familiar di ruang hatiku. Menemani kesendirianku selama ini. Aku yang selama ini dikenal sebagai sosok yang pendiam mendadak berubah menjadi sosok yang romantis. Karena Dewi.

Kekaguman pada kelembutan dan kecerdasannya membuatku mencintai Dewi. Lantas aku sedikitpun tidak berani bicara apalagi menatap matanya. Aku hanya bisa berbicara padanya dalam hati. Jelas saja dia tak mengetahui.

Dan semua harapan untuk memilikinya perlahan musnah ketika suatu hari kudapatkan undangan pernikahannya. Dewi Susanti akan menikah dengan Arya Kusuma. Hidup ini terlampau rumit untuk sekedar dimengerti.

Dan kini kulihat diriku sendiri. Hanya bisa menatap hatiku yang mulai kosong. Dan aku mengisinya dengan hembusan tuhan 9cm setiap waktu.

-mendadak blank-




2 komentar:

  1. hmmm...emang ahli bikin puisi yang mendayu-dayu nih kayaknya, daleeem:) hehe...

    BalasHapus
  2. hehee...itu udah stag mba suliiis

    BalasHapus