Kamis, 18 Juni 2015

#30HariMenulis H18 - Perjalanan yang Berkesan

#30HariMenulis H18 - Perjalanan yang Berkesan

Perjalanan yang berkesan adalah perjalanan yang membuat hati, mata, dan seluruh jiwa ikut merasakan perjalanan itu. Menurut saya, perjalanan paling berkesan adalah perjalanan setiap hari menuju ke kantor. Entah kenapa saya merasa banyak sekali hal-hal yang dapat saya ambil hikmahnya dari perjalanan itu. Mungkin hanya melihat, mungkin hanya mendengar, tapi rasanya sungguh luar biasa.

Rutinitas yang saya jalani selama hampir 3 tahun ini benar-benar membuat saya membuka mata, telinga, dan hati. Setiap hari saya selalu berkumpul dengan deru mesin motor, membelah jalanan aspal, dan melihat sekitar yang sungguh sangat padat. Orang-orang berbondong-bondong pergi mencari sesuap nasi. Ada yang naik motor, ada yang naik angkot. Semuanya seperti dikejar oleh waktu.

Sama halnya dengan saya. Saya harus mempercepat laju motor jika tidak ingin terlambat masuk kantor. Rutinitas yang membuat saya harus meninggalkan buah hati saya. Menitipkannya kepada orang lain yang saya percaya untuk dijaga. Bukan sebuah hal yang mudah bagi saya sebenarnya membagi hati dan membagi waktu untuk keluarga. Manajemen waktu harus tetap oke.

Jalanan yang padat membuat saya melihat-lihat. Banyak sekali orang yang berjihad di pagi hari. Petugas kebersihan, Pelayan toko, Pedagang keliling. Ah..mereka sungguh sangat istiqomah menjalani hari-hari mereka tanpa keluh. Padahal, banyak sekali orang yang enggan untuk sekedar berusaha. Banyak sekali orang yang malas untuk mencari. Hanya menengadahkan tangan di jalan, menunggu iba dan koin-koin yang terjatuh dari jalan.

Pernah suatu ketika saya melihat kejadian yang sangat mengiris mata. Seekor kucing yang seringkali tinggal kulit. Tertabrak motor dan akhirnya terlindas oleh roda mobil dan motor. Tanpa tulang, tanpa darah, dan tinggal kulit yang menempel di aspal. Sungguh miris. Terkadang jalanan itu sungguh kejam terhadap para kucing yang sedang menyeberang. Ada lagi peristiwa ketika saya harus melihat kecelakaan di depan mata. Satu kata. Tragis.

Perjalanan menuju kantor sungguh sangat berkesan. Karena sebelum saya berangkat kantor, saya pasti akan mendapat beberapa ciuman dari suami saya #ups yang bener perhatian dari keluarga saya. Setelah itu saya pasti sudah menyetel motor saya di kecepatan yang tertinggi. Ya, itulah saya. Saya paling anti dengan 'lambat'. Saya tidak suka naik motor pelan-pelan. Karena apa? seperti naik sepeda saja kalau naiknya pelan kan?

Jalanan yang saya lewati pun menyuguhkan bermacam-macam pemandangan yang menarik. Yang sering saya perhatikan adalah penjual bubur di daerah gayungsari. Penjual bubur ayam brebes ini sangat enak sekali dan sangat murah. Penjual bubur ini menjual bubur bersama dengan penjual susu sapi STMJ. Saya juga sering berhenti dan mampir untuk membeli bubur ayam ini. Harganya cuma Rp 6.000,- susu sapinya cuma Rp 5.000,- Harga yang cukup terjangkau untuk kantong seorang karyawan seperti saya.

Saya juga sering melihat penjual susu sapi mentah 1L Rp 8.000 di daerah sekitar Jemursari. Beberapa kali saya juga pernah membeli susu sapi itu. Enak sih memang. Tapi harganya tergolong lumayan menurut saya. Yang paling saya suka adalah saya selalu lewat pasar Menur. Teman-teman tau kenapa? karena di pasar itu saya sering melihat-lihat dan mencuci mata dengan sayur dan buah segar. Ikan yang menggoda selera, dsb.

Perjalanan yang melelahkan sebenarnya karena menempuh jarak 18km dari rumah. Dengan waktu tempuh paling cepat 1/2 jam dan paling lama 1 jam. Perjalanan yang membuat saya khawatir dengan kondisi badan saya sendiri. Apalagi sekarang lagi puasa. Huft...pasti membutuhkan tenaga yang tidak ringan untuk melewatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar